Thursday, October 2, 2008

lebaran tiba. . .
ramadhan telah pergi, artinya . . .

lebaran tak ada yang bisa dilakukan . . .
mudik tak mampu. . .
tidur membuat mata busuk. . .

lalu bisikan itu datang. . .
dari kk yang baru lulus jadi tukang minyak ITB. . .
kk yang dengan rayuannya berhasil menipuku untuk datang jam 9 pagi. . .
ke pasar kosambi yang itu. . .

kk yang menamai tipuannya halal bihalal kk pas. . .
kk seniornya k koi. . .
k koi bilang pawai pas. . .
aku bilang jalan-jalan pas. . .
k fita bilang silaturahim pas. . .

banyak yang ikut. . .
lebih banyak yang tidak ikut. . .
mungkin mereka mudik. . .
atau mungkin mereka tidak punya kendaraan. . .
atau mungkin mereka lebih memilih diam dirumah. . .
karena mungkin rumahnya jauh. . .

lalu. . .
dirumah kk psikologi itu. . .
yang dipanggilnya k opi. . .
padahal nama aslinya novi. . .
kami berkumpul. . .

jendral kami k riza. . .
k fita dan k ali yang kena tipu kumpul pagi2. . .
k nurul yang datang karena gak ada kerjaan. . .
k koi yang datang dengan sukarela, malah senang walau tak diajak. . .

korban pertama k vea 41. . .
matan kadiv esde beliau itu. . .
rumahnya di dago barat . . . masuk gang. . .
tapi rumahnya sangat menyenangkan. . .
apalagi makanannya banyak. . .
lalu. . .
beliaupun kami culik untuk menemani menuju kk korban berikutnya. . .
k tinu. . .
korban berikutnya. . .
rumahnya deket belokan ke dago pakar. . .
disana rame sekali. . .
menipu orang lewat telepon. . .
lalu korban ketiga kami dapatkan. . .
k ilma rumahnya deket wale. . .
k tinu tidak lupa kami culik. . .
karena kami butuh banyak orang. . .
lalu. . .
sampailah itu dirumah k ilma. . .
yang pemandangannya bagus. . .
tanpa banyak berpikir kami ambil foto ditempat yang bagus itu. . .
semuanya berjalan cepat. . .
ada beo yang selalu mengucap salam. . .
ada juga ikan-ikan yang berenang. . .
mungkin stress diliatin k riza yang ingin menghilangkan stressnya. . .
lalu kami menuju rumah k agung. . .
korban terakhir. . .
karena sudah malam. . .
dan karena saya sudah bosan mengetik. . .
sekian saja laporannya. . .

buschen untuk kemajuan ipnya sendiri. . .
ip buschen semester 3 adalah 4
amiiiin. . . . .



terimakasih sudah mengamini. . .

Friday, September 19, 2008

Mencari Ide dan kreativitas

Produksi karya Indonesia khusunya karya tulis dan buku sangatlah kecil. Sangat disayangkan padahal negeri ini memiliki banyak seniman dan penulis bagus, namun hal tersebut tidak dibarengi oleh jumlah penerbit yang mencukupi. Kondisi ekonomi yang masih jauh dari stabil membuat kondisi penerbitan Indonesia semakin terpuruk. Biaya bahan baku untuk mencetak suatu karya sangatlah tinggi, harga kertas, tinta, mesin cetak dan perawatannya, distribusi dan berbagai biaya lainnya. Tingginya biaya produksi membuat penulis menadapat apresiasi dan insentif yang kurang baik dari penerbit.

Kurang baiknya iklim penerbitan Indonesia juga berdampak kepada para penulis itu sendiri. Regenerasi penulis Indonesia masih jauh dari ideal. Beberapa penerbit telah membuat banyak terobosan untuk kembali membangkitkan dunia penulisan Indonesia. Untuk regenerasi penulis penerbit Mizan mempunyai lini KKPK (kecil-kecil punya karya) terobosan tersebut sangat bagus, membuat anak-anak kecil menjadi lebih giat untuk membuat karya. Ketika dibiasakan dari kecil suatu saat nanti adik-adik kita tersebut tentunya akan mempunyai karya yang lebih baik dan lebih banyak lagi secara kuantitas tentunya. Forum Lingkar Pena sebagai komunitas bagi para penulis juga mempunyai efek yang sangat bagus, sebuah komunitas akan menjadi stimulus yang bagus bagi para penulis pemula untuk terus berkarya. Saat ini bahkan forum lingkar pena telah menjadi penerbit sendiri, Lingkar Pena Publishing House.

Banyak juga penulis yang memilih untuk mengapresiasikan karyanya di web. Saat ini banyak milis-milis sastra yang menyediakan ruang bagi siapa saja untuk berbagi karyanya. Balum lagi blog-blog pribadi yang menjadi ajang untuk mengaktualisasikan diri dengan cara membuat sebuah karya walau mungkin itu hanya lah kisah hidup pribadi. Dengan penyampaian yang baik, kisah hidup pribadi takkan kalah dari kisah fiksi, toh kisah fiksi pun kebanyakan idenya berasal dari kehidupan nyata.


Masalah penulis

Selain masalah eksternal para penulis diatas, biasanya masalah datang dari dalam diri sang penulis. Kabanyakan penulis pemula, tak jarang penulis berpengalaman pun, sering merasakan momen ketika kehilangan ide, beberapa masalah lainnya yang setipe adalah kesulitan merangkai kata.

Mungkin seorang penulis merasa kahilangan ide ketika ia jenuh menulis atau mungkin karena ia terlalu banyak memikirkan apa yang harus ditulis. Banyak penulis yang lebih berpengalaman menyarankan untuk jangan pernah berpikr tentang tulisan kita. Menulis adalah masalah hati, kita seharusnya menulis apa yang ingin kita tulis, tanpa paksaan. Kita tak memerlukan pressure untuk menulis dan menulis bukan UTS yang harus dipikirkan baik-baik. Menulislah karena hati kita menginginkannya, tak perlu risau tentang benar salah yang perlu kita lakukan adalah menikmati menulis dan semuanya akan lebih mudah.

Kejenuhan adalah masalah yang lebih sering menimpa penulis yang lebih lama berkecimpung di dunia ini. tapi jenuh lebih mudah disembuhkan. Kejenuhan biasanya terjadi karena terlalu lama di satu titik, terlalu lama dengan hal yang itu-itu saja. Membereskan masalah yang seperti itu sangatlah mudah, ganti suasana, buat sesuatu yang baru, inovasi. Seharusnya seorang penulis tidak boleh stuck di satu titik, tantangan adalah sesuatu yang harus dicari dan ditaklukan. Ketika seseorang terlalu sering menulis artikel dan banyak artikelnya di muat di media massa, ia telah mencapai sebuah kenyamanan. Kenyamanan akan membuat virus kejenuhan manginfeksi dengan cepat, buatlah sebuah tantangan, saatnya menulis fiksi menulis sebuah cerita. Masih banyak tantangan-tantngan lainnya dalam hidup ini termasuk segala hal yang bisa dituliskan.

Hal yang membuat seseorang berhenti menulis, sementara ataupun selamanya, kebanyakan adalah ide. Seseorang akan dengan mudah merasa tak punya idea tau kehabisan ide. Sebenarnya ide selalu tersedia untuk mereka yang berani mencarinya, di kehidupan ini ide tersedia 24/7, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu ide berkeliaran bebas menunggu ditangkap dan diolah.

Mencari ide tak perlu susah-susah, hidupmu adalah idemu. Coba bayangkan hal terkecil dari hidupmu seperti teman-temanmu maka tak terhitung ide yang akan memasuki pikiran. Hanya dari satu hal, kita bisa mencari seikitnya ribuan ide dengan beberapa kalimat pendek sebagai permulaan. Apa sih yang biasanya terjadi? Atau bagaimana bisa begitu? Kapan sih biasanya . . . ? itu adalah pertanyaan-pertanyaan kecil untuk menantang ide, ide yang tertantang biasanya akan berkembang dengan sangat cepat, seperti berpangkat eksponensial.

Tak bisa merangkai kata menjadi masalah berikutnya dalam kehidupan menulis. Mengapa sampai tak bisa merangkai kata? Karena kita terpaku pada system dan pola menulis. Terpaku pada sistem artinya terlalu banyak berpikir, padahal seperti yang banyak penulis berpengalaman sarankan di atas, menulis bukan berpikir tapi menulis adalah pekerjaan yang berhubungan dengan hati. Biarkan semua terjadi apa adanya, tulis kata-kata yang terbetrik di pikiran bukan dipikirkan. Pidi Baiq adalah contoh yang menulis dengan senang hati, beliau tak memiliki tata bahasa dalam karyanya, tapi karyanya sangat mengasyikan. Drunken Monster, buku pertama Pidi, berisi catatan hariannya dan ia menuliskannya sesuka hati, tanpa memikirkan tata bahasa. Yang terpenting adalah tulis kata yang mau ditulis.

Mungkin janganlah menulis dengan berpikir, tapi kita tak bisa begitu saja benar-benar tak berpikiran atau berotak kosong. Kita memerlukan pengtahuan dalam menulis, kita perlu tahu apa yang terjadi di dunia ini atau setidaknya kita tahu apa yang terjadi di sekitar kita atau yang terjadi pada diri kita. Semua itu sebagai bahan menulis, ide akan lebih cepat berkembang ketika kita mempunyai pengetahuan. Tak perlu dipikirkan tapi perlunya berpikir untuk menambah pengetahuan, hal terssbut sangat berguna bagi karya kita.

Menulis tak bisa dipisahkan dari kreativitas, dan jalan terbaik meraih kreativitas adalah menjadi kreatif. Menjadi kreatif sangat erat kaitannya dengan ide. Mengembangkan ide mudah dilakukan dengan cara selalu berubah dan tidak berhenti di satu titik. Jangan pernah merasa puas dan selalu menantang kehidupan, ide dan kreativitas akan menghampiri.

010908 Ali buschen



*) dimuat juga di klubmenulispas.wordpress.com


Thursday, April 17, 2008

Confession of an Accountant

Idealisme cenderung kalah saat melawan kenyataan di lapangan. Sebagai satu – satunya akuntan (calon) di asrama putra etos Bandung ketika diserahi amanah menjadi kadiv ekonomi yang pertama terasa adalah semangat menggebu untuk melakukan perubahan. Maklum selama ini system keuangan asrama sangatlah amatir, karena selalu dikelola oleh orang non ekonomi.

Sebuah rencanapun dibuat agar keuangan asrama lebih professional dan akuntabel. Teriakan idealisme berhasil membuat banyak perubahan signifikan dalam keuangan, tapi itu semua mendapat tantangan hebat dari keadaan seluruh stockholders asrama. Semua perubahan memang terjadi, namun itu mengambang di permukaan dan mengambang selama beberapa periode yang pendek.

Prinsip utama dalam internal control yang diketahui pasti oleh semua akuntan (bahkan oleh seorang calon sekalipun) banyak kulanggar. Seharusnya, dalam control keuangan tidak boleh hanya satu orang mengelola dan mengontrol keuangan, segregation of duty, prinsip pertama. Dan pelanggaran pertama pula yang kulakukan dengan mengurusi segalanya sendiri, sesuatu yang kusesali di kemudian hari. Prinsip selanjutnya, hanya orang – orang tertentu yang memiliki akses terhadap uang. Anak sd pun tahu bahwa orang – orang tertentu artinya lebih dari satu orang tapi juga tidak semua orang dan kulanggar hal tersebut dengan menjadi satu – satunya orang yang memiliki akses terhadap hal tersebut. Tapi prinsip terpenting dari seorang akuntan yang buruk selalu kulaksanakan, memastikan bahwa semua laporan keuangan balance. Hanya balance.

Ketika kejenuhan dan berbagai masalah lain sebagi seorang manusia datang, resesi keuangan asramapun tiba. Maslah yang sangat pelik dan harus kuselesaikan tanpa berlari menghindari. Hal yang bisa kulakukan adalah meminta bantuan sebanyak mungkin dari orang – orang yang kupercayai (prinsip orang tidak baik) dan kembali meminta idealisme agar berteriak lebih kencang. Karena idealisme pertama diawal terbukti telah kalah melawan kenyataan.

Berbagai startegi baru terinspirasi dari para dosen dikelas telah kususun untuk mengatasi krisis keuangan ini. Dan semangat coba dibangun (langkah pertamanya adalah pengakuan ini). Sebuah idealisme baru telah lahir, tapi masih belum mampu untuk teriak hanya menangis yang baru ia bisa. Hope idealism shout once again and give me power to being a betterman. Amiin.

17april08

Buschen

Shock Therapy

Terkejut!,,

Blessing in disguise,,

Terkejut bukan hal yang baik buat kesehatan. Tak percaya? Tanya ke kakek yang punya gangguan jantung. Tapi, kejutan juga jadi hal yang dinanti – nati oleh sebagian orang. Kiper sekelas Peter Cech senang dengan kejutan berupa tendangan keras dari penyerang lawan dari luar kotak penalty, hal itu mengasah skill refleksnya, hal yang sama juga membuat ribuan penonton di seluruh dunia membantu mengurangi CO2 dunia dengan menahan nafas selama beberapa detik. Kejutan juga jadi hal yang paling ditunggu oleh orang yang merayakan ulang tahun sendirian. Orang yang sekarat justru membutuhkan kejutan sama seperti orang yang cegukan. Kejutan memang berkah terselubung.

***

Hari ini cukup banyak kejutan terjadi dan hamper semuanya gak menyenangkan. Yang terparah adalah nilai UTS pengakun 2, terkejut, kecewa, lesu. Sial! Padahal berani menggagdaikan mata kuliah lain asal jangan mata kuliah akun gak dapat nilai C. Damned for all assumption at mid term exam! Kejutan lain, ternyata saldo BNI dinilai Rp. 0 dan gagallah semua rencana keuangan yang memang telah kritis untuk hari ini. Mode hidup hemat bakal terus aktif sampai minggu depan.

Yang agak lucu, terkejut waktu menginjak seekor anak kucing. Karena malam ini gelap terus jalanan agak menurun, entah mengapa bukannya jalan biasa tapi malah loncat dan anak kucing yang lagi sial itu juga ikut – ikutan loncat dan jadilah kakiku mendarat mulus diatas perutnya. Kaget.

***

Terapi kejut lain dengan terapi – terapi lainnya yang biasa. Yang ini, entah mengapa disebut terapi padahal membuat jangungmu berdegup kencang, darah berdesir, otak sulit berpikir dan semua efek kenaikan adrenalin di darah lainnya yang tidak selalu menyenagkan.

Shock Therapy,,Olahraga Jantung!

15april08

Buschen

Football

. . .

Lapangan semakin langka,

Sepak bola hanya untuk orang kaya,

Nonton dibikin susah,

Mainpun kini susah,

Mau bagaimana bangsa ini

. . .

**

Cuma segitu lirik yang kutangkap dari pengamen bersuara sumbang di damri dari jatinangor menuju dipati ukur. Dalam keadaan setengah sadar antara terjaga dan terlelap, mata setengah terbuka, otakpun masih nge-boot, lirik tersebut terus terngiang di kepalaku. Bahkan dengan keadaan otak loading 50%, segala yang berhubungan dengan berlari, mengoper dan menendang bola langsung terproses dengan baik.

Mungkin si akang pengamen bukan pemain bola bahkan jarang sekali bermain bola, terlihat dari penampilannya yang jauh dari kesan sportsman atau karena ia terlalu sibuk berdendang demi recehan, tapi beliau tetap peduli dengan kondisi sepakbola negeri ini. Terbukti dengan lagunya yang kutahu pasti karangan sendiri karena nada, lirik dan nyanyinya yang benar – benar parah. Tapi walau begitu ia tetap kuberi respect karena hanya itu yang kupunya receh terakhirku terlalu saying untuk kulepas.

***

Nyanyian si akang benar – benar kurasakan saat ini. Jika dulu waktu masih sd main bola bisa lapang pinggir rumah gratisan, yang sekarang telah berubah menjadi rumah tetangga, kini tiap maen futsal harus bayar minimal 10 ribu karena susah nyari lapang yang gratisan. Sialnya, lebih banyak kekalahan daripada kejayaan yang diterima tim yang kubela.

Bersama Galia PAS rekornya 18 – 4 dibantai anak – anak padang. Teringat istilah temen – temen sma kalau ngeliat tim yang dibobol terus, ‘ pembataian PKI’ karena kita benar – benar dibantai tanpa perlawanan Cuma bisa pasrah. Dengan Etos Bandung sedikit dibawahnya, 14 – 4 dipermak Galia PAS, kekecewaan mendalam tanpa kambing hitam. Bersama akun ’07 dihajar mene ’04 7 – 3, permainan terburukku plus hinaan dari anak – anak mene ’07. Membela Ibonk cs dihantam anak Makassar 10 – 6 bonus cedera anckle kiri yang menyakitkan dan absen di Olimpiade Ekonomi. Bersama Fusec Cuma main 5 menit ketika kalah terhormat 5 – 2 dari kebangsaan.

Tapi, tak semua berujung kalah pula, ada tiga pertandingan dimana kami meraih poin. Pertama menahan imbang akun ’05 di ajang AIS dan masuk salah satu scoresheet dengan gol yang cantik pula. Lalu menang 4 – 2 waktu main buat Fusec dan yang terbaik menggulung Aksara 6 – 3 di Salman Futsal Cup, permainan terbaikku dengan 1 gol 2 assists.

Hope glory still beside me!

***

Saat ini sepakbola memang telah berubah menjadi hiburan yang mahal bagi rakyat miskin yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia ini. Sebagai tontonan, harga tiket masuk stadion Siliwangi tiap Persib tanding terus menanjak, siaran liga Inggris di monopoli, dan siaran liga – liga besar eropa lainnya makin berkurang jam tayangnya. Padahal di tengah keruwetan kehidupan sinetron sepakbola adalah ajang pelampiasan terbaik.

Bibit – bibit keci mulaim menghilang dari jalanan, tidak seperti Brazil yang makin banyak bintang asal jalanan, karena lapangan tela berubah menjadi perumahan tipe 21 dan pabrik – pabrik tapi tunawisma tidak menunjukan akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintah ngajakin harga – harga ikut tumbuh lebih pesat. Sudah sulit menemukan sesuatu yang dapat dibanggakan bangsa ini.

***

Masa kecilku ternyata patut disukuri, karena maish bisa merasakan senangnya main bola di sebelah rumah dan selalu menang pertandingan 17 Agustusan, masih bisa nonton Indonesia ngebantai Malaysia, Singapura, Myanmar dan Vietnam walau tetap kalah lawan Tahiland. Something hard to find right now.

14april08

Buschen

Rejected

“ hidup penuh perjuangan dan penderitaan.” (Begz Boys)

Terlalu banyak penolakan terjadi,,

I lived among rejected people,,

And I am part of them by default,,

Iam failedman, aren’t i?,,

Whatever, the show still go on,,

Whether rejected or accepted,,

**

Apakah penolakan berarti kegagalan? Tampaknya iya, J.K Rowling baru sukses setelah naskah Harry Potternya diterima penerbit, sebelum itu ketika ia selalu ditolak penerbit, hidupnya sungguh melarat. Disekitarku banyak orang ditolak, ditolak ngelamar kerja, ditolak nembak cewek, ditolak diterbitin karyanya dan masih banyak lagi penolakan lainnya. Banyak yang masih bisa bangkit setelah ditolak banyak juga yang menolak untuk terus berjuang dan melampiaskan keinginan untuk bisa menolak juga dengan mereject seluruh tawaran transfer pemain ketika maen football manajer (setidaknya mereka juga bisa menjadi pelaku bukan Cuma jadi korban penolakan).

Ekspresi Andi tak bisa dilukiskan antara puas, marah, kecewa dan senang ketika menolak pelamar beastudi etos yang gak lulus seleksi administrasi. Ilham ‘Omz Vikers’ lain lagi, ngakunya bobotoh hooligan, anak metal tapi tetep pengen nangis waktu ditolak nembak cewek yang sama tiga kali. Mungkin hidupnya bu dokter Gezy lebih mendekati “perfect accepted”, sekolah dari sd sampe sma selalu diterima sekolah favorit, kuliah diterima di kedokteran, penyiar kondang, duta ASEAN, kuliah di luar negeri. Shit! Whatafuckeinperfectlife. And all I can do just adorer her.

***

Banyak penolakan, banyak pula yang diterima dan lebih banyak yang gak berani coba, that’s my life. Diterima kuliah di akun unpad lewat spmb, kata temen – temen ‘biasa ah buat boss’ , walaupun gak sedikitpun belajar buat spmb dan it’s so lucky, I think. Diterima jadi pengurus ISEG di divisi paling diminati walau motivation letter ancur – ancuran dan wawancara penuh humor. Tapi ditolak masuk BEM padahal gak merasa ada yang salah di tiap tahap seleksi, pasti gara – gara orang yang ngewawancara gak becus. Ditolak diterbitin PR, Kompas, Sindo padahal cerpennya dipuji banyak orang. Yang paling mengesalkan gak pernah berani nembak si neng, gak berani ngirimin cerpen ke lomba, gak berani ngirim tts yang terisi penuh, gak berani terus terang kalau gak suka sama seseorang, gak berani terus debat lawan anak teknik sipil dan puluhan gak berani lainnya.

***

Ditolak kalau terlalu serius, diterima walau terlalu nyantai dan gak tau kenapa gak berani coba. Tapi ditolak, diterima atau gak berani coba, tak peduli! Hidup tetap indah kalau pengen jadi indah. Kecuali kata begz boys di atas, “ hidup ini penuh perjuangan dan penderitaan.”

13april08

Buschen

Friday, April 11, 2008

how i thru d nite???

how i thru d nite???

most of them without close my eyes.....

you know asian imsomniac??

that is a disseas that you can't sleep because you wanna watch every football match which held in europe...

especially on weekend n midweek from august to july....

hahahaha

i got that insane...

Wednesday, April 9, 2008

Annoying Alarm

Produsen jam alarm dan jam wekker mungkin mengutukl orang yang berinovasi untuk menanamkan fitur pengganggu tidur ini di setiap hand phone saat ini. Dengan kecanggihan teknologi, yang saat ini sudah dianggap biasa, bunyi alarm tersebut bukan hanya Tit . . . Tit . . .Tit atau berdering tak karuan , tapi sudah dapat menyanyikan lagu favorit kita atau paling tidak bunyi – bunyi polyphonic yang lebih baik daripada Tit . . .Tit . . .Tit dan dering tak karuan. Mode snooze juga membuat alarm dapat berhenti selama beberapa saat sebelum berbunyi lagi, toleransi bagi mereka yang masih ingin terus bermimpi, suatu pengertian yang tidak diberi oleh jam alarm dan wekker.

***

Jika para produsen jam mengutuk ilmuwan di R&D vendor HP karena omzet menurun, aku ingin mengutuk seseorang yang tidur diatasku dan selalu menyalakan alarm pada pukul 3 pagi dan tak pernah terbangun oleh bunyinya yang memekakan telinga orang lain, bukan telinganya. Lebih sialnya mode snoozenya terus berbunyi sampai pukul 5, waktu dimana ia bangun dan sholat subuh kesiangan sendiri.

Setiap dini hari lagu yang sama selalu berkumandang dari HP terkutuknya, sebenarnya kau pernah suka lagu tersebut, sebelum ia gunakan sebagai bunyi sialan tersebut yang terus berbunyi selang 10 menit selama 2 jam waktu puncak tidur. Jika ingin bangu pukul 5, kenapa men-set alarm pukul 3 dan mengganggu orang lain? Anak tak berotak!

***

Alarm sialan itu masih akan mengganggu tidurku,, bloody alarm,,damnedalarm!!

10april08

Buschen

Menembus Batas

Teman – temanku bilang,,

Menembus hujan

(hujan – hujanan),,

Adalah, menembus batas,,

Semakin deras hujan,,

Semakin besar nyali,,

Dan tingkat kenekatanmu,,

Dan tingkat kegilaanmu,,

Batas sebenarnya adalah,,

Kesabaran,,

Semakin deras, semakin tak penting tujuan,,

Kau tembus batas tersebut,,

Kau gila,,

Simply minded,,

As simple as that,,

***

Teman – temanku mungkin memang gila, keluar kelas saat bubaran sekolah di sore hari mereka senang melihat mendung di langit. Semakin deras hujan, makin semangat mereka bermain sepakbola. Batas yang mereka tembus tidak main – main, 2 minggu menjelang ujian nasional, resiko patah tulang akibat jatuh karena lapang yang licin, kemungkinan bronchitis karena semua pemain perokok berat, mereka tak peduli. Luapkan kekesalan belajar dengan menendang, tak bisa menendang bola, tendang lawanmu. Satu harapan mereka yang tak pernah terkabul, bermain sepak bola saat badai.

***

Dua kali aku menjadi gila karena menembus batas tersebut. Sekali ketika menantang hujan deras dengan anging kencang pukul 11 malam hanya untuk membeli kartu perdana baru untuk HP-ku. Sekali yang lain karena aku malas mandi.

Jarak 10 Km antara asrama dengan rumah kutempuh saat hujan sangat deras. Daripada memilih untuk berteduh sambil menikmati segelas kopi dan sebatang rokok di kios, aku memilih ngebut menembus hujan karena dua hari aku tak mandi ditambah pagi tadi aku baru bertanding futsal dan tetap belum tersentu air dan sabun.

Sebuah pilihan buruk ternyata dan memang membuat gila. I’m insane. Ditengah jalan motorku mulai tak enak dibawa kencang, terpaksa aku membawa dengan kecepatan sepeda padahal hujan makin ganas, kemungkinan mogok cukup tinggi, belum lagi jari – jariku kelu, kram, dan itu cukup menyakitkan ketika harus menarik gas. Tapi, kegilaanlah yang membawaku kembali pulang setelah 2 minggu menghilang.

Break your boundaries!

“ Menembus batas. “ – Begz Boys.

5april08

buschen

Saturday, March 22, 2008

the ball will still round


the green and the stadium
the yellow, the red and the black
the brown bellow the corners flag
the white cloud on the clear blue sky
the gold, shines on the trophy

we are winning underdog
don't ever give up,
even all around the world didn't believe in you.
and....
don't ever underestimated your opponents,
even all around the world praise you a lot.

- socone national team


-ali ' boss' husen
socone national team defender
2006-2007


Thursday, March 20, 2008

Four Four Two Philosophy

“Four defenders, one defends leader and one tight marker. Two full back on left and right ready to lend a hand for struggling over the enemies attack and running fast overlapping the side of pitch for a counter.” On our live there’s will be a time when we are under pressure, at that time is important for us to be a leader, one leader to lead us for defend ourselves and keep resist the problems till we get the solves. Then when we have a moment, strikes back the problem into our opportunity. The key is how long we can convert the problems into our opportunity in life. Don’t think about concedes but think how to make goals for a winning, the past will never come back, ignore it.

“Four midfielders, one as defensive midfielder a bridge from defenders to midfielders, a breaker of enemies attack, the last and the beginning on middle of pitch. The holding midfielder, keep hold up ball, creativity is important, game maker lead where the game play goes on and give the enemy’s goalkeeper a test by long shot, the hardest ones. Two wingers on the flanks slice the wide area of field, give any kind of pass, crossing, troughs pass and short pass. And be the second strikes from sides.” It better if we can be a moderator of our live, we don’t live alone in this world there’s sometimes we need anybody. Or we can be as a link from somebody to someone else, help them because maybe we need they helped anytime. Then we need to be creative to break the problems of live, it’s good if we give the problem a shock therapy, a different point of view, maybe this can solves the problem. And always ready for the worse, we must ready being a second execution, a B plan.

“Two strikers on enemy’s danger area. They only have one purpose, GOALS. Everything is ok fro making goals. Danger on 16 yards area, very quick to finish any chances. Don’t make any mistakes, they will punish.” Then the most important in our live, action, execution. Only plan can makes us better ones. We need to convert our chances into our achievement. It will make us a winner.

“Don’t forget the last ones, the most important of match. Guardian leader, stand and action below the goal. The only one can catch the ball on our penalty area, the reflex is amazing. Break the enemy’s opportunities.” Sometimes we need to ask for a helped from someone else, which have more than us. And all we have to do are . . . just believe to our power and our helper.




Ali 'buschen' Husen
accounting unpad 2007
ps. inget zaman sma,, juara fourteen cup...sepanjang turnamen cuma 2 kali kebobolan, satu pinalty satu blunder kiper.......what a beautiful moment..winning underdog
hidup soc one!!!

Kesalahan Pemerintah : Pengangguran

Salah satu ciri negara berkembang adalah ketika sektor usaha informal lebih besar daripada sektor usaha formal, dan ciri bahwa negara tersebut adalah negara berkembang yang buruk adalah dari tahun ke tahun sektor usaha informal meningkat sedangkan sektor usaha formal justru menurun. Hal tersebut sedikit banyak berasal dari kegagalan pemerintah menciptakan iklim usaha yang baik dan stabilitas ekonomi. Memang, bagi negara berkembang pertumbuhan ekonomi yang baik adalah suatu hal yang dinantikan, tapi dibalik itu semua stabilitas ekonomi lebih penting. Keduanya tak dapat dipisahkan.

Dalam penghitungan NNI (nett national income), sektor informal juga ikut dihitung sebagai UnIncorporated Enterprise Income (UII) karena sektor informal diasumsikan meningkatkan pendapatan warga negara. Tapi, dalam metode penghitungan PNB/GDP (produk nasional bruto/geoss national product) sektor informal tidak dihitung.

Akibat dari sedikitnya sektor usaha formal adalah tingkat pengangguran yang tinggi, satu lagi kegagalan pemerintah. Pengangguran pada dasarnya adalah kesalahan pemerintah, pemerintah gagal menyediakan lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja. Padahal undang – undang dasar mengatakan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak. Jika pemerintah memberikan alasan tingginya tingkat pengangguran karena randahnya tingkat pendidikan, maka pemerintah menambah lagi satu kesalahannya. Pemerintah seharusnya dapat menyediakan pendidikan bermutu yang dapat dirasakan oleh seluruh anak tanpa pandang bulu, bukannya membuat kebijakan menswastakan pendidikan negeri. Pendidikan dasar yang baik sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak untuk mengurangi penganggutan, karena dasar dari keahlian kerja adalah pendidikan.

Tunjangan Pengangguran

Karena dilindungi undang – undang dasar dengan jaminan mendapatkan pekerjaan yang layak, maka setiap pengangguran seharusnya mendapatkan tunjangan dari pemerintah. Pada dasarnya setiap orang tak ingin menganggur atau dengan kata lain ingin bekerja, tapi pemerintah gagal menyediakan lapangan kerja. Di Belgia seorang penganggur mendapatkan tunjangan dari negara sebesar 13000 franc, sama dengan beasiswa yang didapatkan untuk mengambil gelar doctor.

Memang Belgia adalah negara yang lebih maju dari kita, tapi kalaupun tak bisa memberikan tunjangan penganggur, pemerintah harus dapat memberikan tunjangan untuk pendidikan sehingga di masa depan kita dapat mengurangi jumlah pengangguran.

Pendidikan adalah dasar bagi segala hal, kegagalan pemerintah mendidik anak – anak bangsa ini adalah awal dari segala kerusakan dan kemunduran bangsa.

Tuesday, March 18, 2008

Industri pendidikan vs industri sepakbola

Ada pepatah “pelanggan adalah raja”. Di era globalisasi sekarang yang terjadi adalah, jika konsumen adalah raja, maka industri adalah Kasparov. Saat ini boleh saja konsumen dimanjakan oleh banyaknya produk dengan kualitas yang terbaik, tapi pada dasarnya merekalah yang dikendalikan oleh produsen agar terus membeli produk mereka berapapun harganya.

Di eropa sana, sepakbola telah menjelma menjadi industri raksasa yang sangat kokoh. Sepakbola berhasil membuat orang asia terkena sindrom insomnia parah, bangun tengah malam, begadang sampai subuh hanya untuk melihat tim favoritnya bertanding melalui televisi. Jutaan euro mereka terima dari penjualan kaos bertuliskan nama dan nomor di punggung. Dan mafiapun kerap terlibat dalam hal pengaturan skor demi uang judi bernilai jutaan poundsterling.

Memang sepakbola yang professional adalah salah satu industri yang menggiurkan dan sebenarnya jika Indonesia dapat meniru sedikit saja ke-profesionalan dari negara yang telah maju sepakbolanya maka beberapa masalah mendasar dalam negeri dapat teratasi.

Saat ini terdapat kurang lebih 120 klub professional dan lebih banyak lagi klub semi professional, jika setiap klub memilik minimal 23 pemain ditambah minimal 1 pelatih, 1 manajer tim, 3 asisten pelatih (asisten pelatih, pelatih fisik dan pelatih kipper), 1 massieur dan 3 offisial lainnya maka akan terdapat sekitar 3000 lebih lapangan pekerjaan yang menuntut keahlian dan porfesionalisme yang tinggi. Kompetisi dengan atmosfer yang baik (hasil dari pemain yang professional dan ber-skill) akan mengundang perusahaan untuk mensponsori klub dan kompetisi itu sendiri, nilainya dapat bernilai milyaran Rupiah dan uang yang berputar dalam bentuk modal dan expenditure pun otomatis akan besar dan hal ini akan merembet kepada iklim ekonomi yang lebih baik pula, sebuah efek domino yang sangat besar. Televisi pun akan berlomba untuk mendapatkan hak siar, nilainya dapat mencapai milyaran juga apalagi jika mendapat hak siar ekslusif. Belum lagi pemasukan dari tiket pertandingan, ribuan orang lebih memilih menonton langsung tim pujaannya di lapangan. Dengan rata rata 20.000 orang per pertandingan (rata-rata penonton Persib di stadion Siliwangi musim 2006/2007) dan harga tiket yang berkisar antara Rp.15.000 sampai Rp.75.000 (harga tiket masuk stadion Siliwangi untuk pertandingan Persib) maka setiap bertanding pemasukan dari tiket mencapai 400 juta lebih. Belum lagi klub yang memiliki stadion dengan kapasitas yang lebih besar.

Stadionpun dituntut agar representative, nyaman, aman dan berarsitektur tinggi. Akses menuju stadion, lapangan parkir, transportasi umum menuju stadion, taman dan green belt di sekitar stadion dan sarana penunjang lainnya harus sangat baik. Hal ini akan membuat penonton berpikir dua kali jika ingin rusuh, stadion yang nyaman akan membuat emosi penonton dapat diredam sehingga resiko terjadi kerusuhan sepakbola menajdi kecil.

Sepakbola professional juga menuntut setiap klub agar memiliki pengembangan berjenjang sebagai bagian dari mendidik dan mencetak pemain agar berkualitas dan professional , dengan kata lain setiap klub harus memiliki tim junior yang mereka bina sejak usia dini. Bukan hanya tehnik sepakbola yang dididik tapi juga pendidikan formal lainnya, dan semua ini ditanggung oleh klub. Dengan begitu setiap anak kecil akan memiliki pendidikan dasar yang optimal dan skill sepakbola yang tak kalah baiknya. Pengembangan sejak dini inipun bagus untuk mengangkat nama bangsa di ajang internasional, dengan latihan sejak dini mereka suatu saat akan tampil membela timnas dan mengharumkan nama bangsa (karenasejak kecil telah dilatih untuk pofesional).

Selain di tingkat klub, sepakbola profeionalpun mendidik anak – anak untuk berkompetisi dalam kompetisi tingkat sekolah dan universitas. Banyak sekali terdapat bibit – bibit potensial yang dapat diasah di kompetisi level ini. Kompetisi tingkat sekolah dan universitas adalah sebuah ajang yang baik untuk menanamkan sikap sportivitas, kebersamaan, profesionalisme dan nasionalisme.

Industri Pendidikan

Jika semua itu menjadi kenyatan maka efek domino yang besar akan terjadi, pengangguran berkurang, pendidikan dasar untuk anak – anak terpenuhi, iklim ekonomi yang baik dan pembangunan infrastuktur yang juga baik dan nama Indonesia di mata persepakbolaan internasional akan terangkat, bukan tak mungkin jika suatu saat kita menjuarai piala asia atau bahkan piala dunia.

Tapi, industry yang lebih sukses di Indonesia adalah industry pendidikan. Ironis, sesuatu yang seharusnya menjadi hak setiap anak Indonesia semakin hari semakin menjadi barang mahal bagi ribuan generasi penerus bangsa ini.

Data dari 33 kantor komnas perlindungan anak (PA) di 33 provinsi mengungkapkan, 11, 7 juta anak putus sekolah di tahun 2007 (kompas, 18 maret 2008). Beban ekonomi yang semakin berat karena tingkat inflasi yang gagal dikendalikan pemerintah membuat anak – anak dikorbankan, mereka lebih baik bekerja sebagai pengamen, pemulung, kuli bangunan dan semua jenis peerjaan yang tidak membutuhkan banyak keahlian lainnya daripada menghabiskan uang orangtua, yang didapat dengan susah payah dan hanya sedikit itu, untuk suatu investasi yang tak pasti (high risk investation).

Berdalih untuk mewujudkan universitas yang berkelas dunia, World class university, pemerintah men-swastakan perguruan tinggi negeri dengan alasan tingginya biaya operasional pendidikan (operational cost) tapi juga mengurangi subsidi pendidikan dasar dan menengah, membuat banyak sd dan smp negeri mengalami degradasi kualitas. Bangunan yang hampir roboh, staf pengajar yang bergaji rendah, dan berbagai masalah lainnya.

Dibalik semua itu, karena alasan perekonomian global yang sedang terpuruk pemerintah nekat mengurangi anggaran pendidikan di APBN. Sesuatu yang menyalahi konstitusi dan dipikir baik untuk perekonomian. Mungkin hal itu baik untuk jangka pendek tapi dalam jangka panjang, bertahun – tahun kedepan jumlah tenaga kerja berkualitas Indonesia akan menurun drastic, hal itu sangat tidak baik bagi perekonomian yang diharapkan tumbuh terus sampai mencapai 7%. Tanpa tenaga kerja berkualitas maka usaha – usaha formal akan sulit berputar, rakyat akan gagal mendapat pekerjaan yang layak yang berlanjut pada pendapatan perkapita yang kecil. Hal ini akan menyebabkan tingkat kesejahteraan yang buruk.

Pendidikan adalah dasar bagi seluruh aspek kehidupan. Menjualnya pada korporasi hanya akan membuat generasi penerus kita bemental kapitalis, sebuah mental yang seharusnya dimiliki oleh insan olahraga negeri ini untuk memajukan dunia olahraga negeri ini. Olah raga dan pendidikan seharusnya dapat menjadi alat untuk menjual nama bangsa kita di pentas internasional. Mungkin anak – anak muda negeri ini banyak menjuarai olimpiade MIPA di tingkat dunia, tapi standar deviasi (deviation) kualitas pendidikan terlalu tinggi, di saat sepuluh murid mengharumkan nama bangsa ini, ribuan lainnya putus sekolah. Sedangkan timnas sepakbola kita selalu gagal bahkan di tingkat kualifikasi, tim junior kita mungkin juara empat di pentas danone nation cup, mengalahkan italia, inggris dan banyak negara dengan sejarah sepakbola yang lebih baik dari kita, tapi begitu mereka beranjak dewasa maka persoalan yang menimpa senior mereka akibat buruknya manajemen diwariskan pula kepad generasi berprestasi ini. Membuat kita takkan pernah bisa masuk ke piala dunia. Ironis.


Ali ‘ buschen’ Husen
Akuntansi UNPAD 2007