Monday, August 24, 2009

busch editorial [batu]

seorang anka muda baru masuk ITB berceramah di subuh ini. sebut saja namanya Wawan (mungkin nama sebenarnya) dia cerita tentang suatu kejaidan yang menurutnya bermakna, karena itulah dia cerita itu di kuliah subuh. seorang bapak sehabis wawan cerita mengkomplain karena ceritanya tidak masuk akal, kata dia kalo dilempar batu ke kepala ya mati lah, dilempar paku aja mati. kalo orang yang tahu bangunan, gak masuk akal itu.
iyah, soalnya bapak itu tukang bangunan, sedangkan si wawan anak ITB, saya tentu lebih percaya si wawan punya akal yang masuk daripada bapak. tapi semua itu hanya diucapkan dalam hati.

malam sebelumnya kami , saya dan beberapa teman, setelah buka puasa di tukang pecel sempat meng underestimated si wawan, karena dia anak yang baru masuk kuliah langsung di suruh ceramah depan warga, subuh-subuh pula. namun anggapan kami salah ternyata si wawan jago juga ceramahnya.

wawan bergerita tentang batu, seperti juga anak-anak di asrama yang berkepala batu. sekarang kami mulai iuran kembali untuk keperluan asrama, untuk bertahan hidup di asrama. namun kami adalah batu, batu yang mulia? bukan batu bara. kami keras dan diperlukan namun kami jual mahal.



batu. . .
buschen