Tuesday, September 8, 2009

kapan? gladiator. . .

kapan pertama kali kamu dapet kartu kuning saat pertandingan?
menghajar lawan itu punya keasikan tersendiri
jangan biarkan striker lawan seenaknya gaya-gayaan
karena bagi kita yang penting jatuhin lawan
bukan merebut bola nya
semakin bergaya seorang striker
semakin asik untuk dijatuhkan
semakin dia menari-nari
semakin menarik untuk dibantai
ambil tulang keringnya
sedikit angkat sikutmu
tekel
pastikan telapak kakimu terbuka lebar dan tinggi mengangkat
prinsip kita
bola boleh lewat orang tidak

for me. . .
it's not just a football
it's gladiator. . .

Monday, August 24, 2009

busch editorial [batu]

seorang anka muda baru masuk ITB berceramah di subuh ini. sebut saja namanya Wawan (mungkin nama sebenarnya) dia cerita tentang suatu kejaidan yang menurutnya bermakna, karena itulah dia cerita itu di kuliah subuh. seorang bapak sehabis wawan cerita mengkomplain karena ceritanya tidak masuk akal, kata dia kalo dilempar batu ke kepala ya mati lah, dilempar paku aja mati. kalo orang yang tahu bangunan, gak masuk akal itu.
iyah, soalnya bapak itu tukang bangunan, sedangkan si wawan anak ITB, saya tentu lebih percaya si wawan punya akal yang masuk daripada bapak. tapi semua itu hanya diucapkan dalam hati.

malam sebelumnya kami , saya dan beberapa teman, setelah buka puasa di tukang pecel sempat meng underestimated si wawan, karena dia anak yang baru masuk kuliah langsung di suruh ceramah depan warga, subuh-subuh pula. namun anggapan kami salah ternyata si wawan jago juga ceramahnya.

wawan bergerita tentang batu, seperti juga anak-anak di asrama yang berkepala batu. sekarang kami mulai iuran kembali untuk keperluan asrama, untuk bertahan hidup di asrama. namun kami adalah batu, batu yang mulia? bukan batu bara. kami keras dan diperlukan namun kami jual mahal.



batu. . .
buschen

Thursday, October 2, 2008

lebaran tiba. . .
ramadhan telah pergi, artinya . . .

lebaran tak ada yang bisa dilakukan . . .
mudik tak mampu. . .
tidur membuat mata busuk. . .

lalu bisikan itu datang. . .
dari kk yang baru lulus jadi tukang minyak ITB. . .
kk yang dengan rayuannya berhasil menipuku untuk datang jam 9 pagi. . .
ke pasar kosambi yang itu. . .

kk yang menamai tipuannya halal bihalal kk pas. . .
kk seniornya k koi. . .
k koi bilang pawai pas. . .
aku bilang jalan-jalan pas. . .
k fita bilang silaturahim pas. . .

banyak yang ikut. . .
lebih banyak yang tidak ikut. . .
mungkin mereka mudik. . .
atau mungkin mereka tidak punya kendaraan. . .
atau mungkin mereka lebih memilih diam dirumah. . .
karena mungkin rumahnya jauh. . .

lalu. . .
dirumah kk psikologi itu. . .
yang dipanggilnya k opi. . .
padahal nama aslinya novi. . .
kami berkumpul. . .

jendral kami k riza. . .
k fita dan k ali yang kena tipu kumpul pagi2. . .
k nurul yang datang karena gak ada kerjaan. . .
k koi yang datang dengan sukarela, malah senang walau tak diajak. . .

korban pertama k vea 41. . .
matan kadiv esde beliau itu. . .
rumahnya di dago barat . . . masuk gang. . .
tapi rumahnya sangat menyenangkan. . .
apalagi makanannya banyak. . .
lalu. . .
beliaupun kami culik untuk menemani menuju kk korban berikutnya. . .
k tinu. . .
korban berikutnya. . .
rumahnya deket belokan ke dago pakar. . .
disana rame sekali. . .
menipu orang lewat telepon. . .
lalu korban ketiga kami dapatkan. . .
k ilma rumahnya deket wale. . .
k tinu tidak lupa kami culik. . .
karena kami butuh banyak orang. . .
lalu. . .
sampailah itu dirumah k ilma. . .
yang pemandangannya bagus. . .
tanpa banyak berpikir kami ambil foto ditempat yang bagus itu. . .
semuanya berjalan cepat. . .
ada beo yang selalu mengucap salam. . .
ada juga ikan-ikan yang berenang. . .
mungkin stress diliatin k riza yang ingin menghilangkan stressnya. . .
lalu kami menuju rumah k agung. . .
korban terakhir. . .
karena sudah malam. . .
dan karena saya sudah bosan mengetik. . .
sekian saja laporannya. . .

buschen untuk kemajuan ipnya sendiri. . .
ip buschen semester 3 adalah 4
amiiiin. . . . .



terimakasih sudah mengamini. . .

Friday, September 19, 2008

Mencari Ide dan kreativitas

Produksi karya Indonesia khusunya karya tulis dan buku sangatlah kecil. Sangat disayangkan padahal negeri ini memiliki banyak seniman dan penulis bagus, namun hal tersebut tidak dibarengi oleh jumlah penerbit yang mencukupi. Kondisi ekonomi yang masih jauh dari stabil membuat kondisi penerbitan Indonesia semakin terpuruk. Biaya bahan baku untuk mencetak suatu karya sangatlah tinggi, harga kertas, tinta, mesin cetak dan perawatannya, distribusi dan berbagai biaya lainnya. Tingginya biaya produksi membuat penulis menadapat apresiasi dan insentif yang kurang baik dari penerbit.

Kurang baiknya iklim penerbitan Indonesia juga berdampak kepada para penulis itu sendiri. Regenerasi penulis Indonesia masih jauh dari ideal. Beberapa penerbit telah membuat banyak terobosan untuk kembali membangkitkan dunia penulisan Indonesia. Untuk regenerasi penulis penerbit Mizan mempunyai lini KKPK (kecil-kecil punya karya) terobosan tersebut sangat bagus, membuat anak-anak kecil menjadi lebih giat untuk membuat karya. Ketika dibiasakan dari kecil suatu saat nanti adik-adik kita tersebut tentunya akan mempunyai karya yang lebih baik dan lebih banyak lagi secara kuantitas tentunya. Forum Lingkar Pena sebagai komunitas bagi para penulis juga mempunyai efek yang sangat bagus, sebuah komunitas akan menjadi stimulus yang bagus bagi para penulis pemula untuk terus berkarya. Saat ini bahkan forum lingkar pena telah menjadi penerbit sendiri, Lingkar Pena Publishing House.

Banyak juga penulis yang memilih untuk mengapresiasikan karyanya di web. Saat ini banyak milis-milis sastra yang menyediakan ruang bagi siapa saja untuk berbagi karyanya. Balum lagi blog-blog pribadi yang menjadi ajang untuk mengaktualisasikan diri dengan cara membuat sebuah karya walau mungkin itu hanya lah kisah hidup pribadi. Dengan penyampaian yang baik, kisah hidup pribadi takkan kalah dari kisah fiksi, toh kisah fiksi pun kebanyakan idenya berasal dari kehidupan nyata.


Masalah penulis

Selain masalah eksternal para penulis diatas, biasanya masalah datang dari dalam diri sang penulis. Kabanyakan penulis pemula, tak jarang penulis berpengalaman pun, sering merasakan momen ketika kehilangan ide, beberapa masalah lainnya yang setipe adalah kesulitan merangkai kata.

Mungkin seorang penulis merasa kahilangan ide ketika ia jenuh menulis atau mungkin karena ia terlalu banyak memikirkan apa yang harus ditulis. Banyak penulis yang lebih berpengalaman menyarankan untuk jangan pernah berpikr tentang tulisan kita. Menulis adalah masalah hati, kita seharusnya menulis apa yang ingin kita tulis, tanpa paksaan. Kita tak memerlukan pressure untuk menulis dan menulis bukan UTS yang harus dipikirkan baik-baik. Menulislah karena hati kita menginginkannya, tak perlu risau tentang benar salah yang perlu kita lakukan adalah menikmati menulis dan semuanya akan lebih mudah.

Kejenuhan adalah masalah yang lebih sering menimpa penulis yang lebih lama berkecimpung di dunia ini. tapi jenuh lebih mudah disembuhkan. Kejenuhan biasanya terjadi karena terlalu lama di satu titik, terlalu lama dengan hal yang itu-itu saja. Membereskan masalah yang seperti itu sangatlah mudah, ganti suasana, buat sesuatu yang baru, inovasi. Seharusnya seorang penulis tidak boleh stuck di satu titik, tantangan adalah sesuatu yang harus dicari dan ditaklukan. Ketika seseorang terlalu sering menulis artikel dan banyak artikelnya di muat di media massa, ia telah mencapai sebuah kenyamanan. Kenyamanan akan membuat virus kejenuhan manginfeksi dengan cepat, buatlah sebuah tantangan, saatnya menulis fiksi menulis sebuah cerita. Masih banyak tantangan-tantngan lainnya dalam hidup ini termasuk segala hal yang bisa dituliskan.

Hal yang membuat seseorang berhenti menulis, sementara ataupun selamanya, kebanyakan adalah ide. Seseorang akan dengan mudah merasa tak punya idea tau kehabisan ide. Sebenarnya ide selalu tersedia untuk mereka yang berani mencarinya, di kehidupan ini ide tersedia 24/7, 24 jam sehari dan 7 hari seminggu ide berkeliaran bebas menunggu ditangkap dan diolah.

Mencari ide tak perlu susah-susah, hidupmu adalah idemu. Coba bayangkan hal terkecil dari hidupmu seperti teman-temanmu maka tak terhitung ide yang akan memasuki pikiran. Hanya dari satu hal, kita bisa mencari seikitnya ribuan ide dengan beberapa kalimat pendek sebagai permulaan. Apa sih yang biasanya terjadi? Atau bagaimana bisa begitu? Kapan sih biasanya . . . ? itu adalah pertanyaan-pertanyaan kecil untuk menantang ide, ide yang tertantang biasanya akan berkembang dengan sangat cepat, seperti berpangkat eksponensial.

Tak bisa merangkai kata menjadi masalah berikutnya dalam kehidupan menulis. Mengapa sampai tak bisa merangkai kata? Karena kita terpaku pada system dan pola menulis. Terpaku pada sistem artinya terlalu banyak berpikir, padahal seperti yang banyak penulis berpengalaman sarankan di atas, menulis bukan berpikir tapi menulis adalah pekerjaan yang berhubungan dengan hati. Biarkan semua terjadi apa adanya, tulis kata-kata yang terbetrik di pikiran bukan dipikirkan. Pidi Baiq adalah contoh yang menulis dengan senang hati, beliau tak memiliki tata bahasa dalam karyanya, tapi karyanya sangat mengasyikan. Drunken Monster, buku pertama Pidi, berisi catatan hariannya dan ia menuliskannya sesuka hati, tanpa memikirkan tata bahasa. Yang terpenting adalah tulis kata yang mau ditulis.

Mungkin janganlah menulis dengan berpikir, tapi kita tak bisa begitu saja benar-benar tak berpikiran atau berotak kosong. Kita memerlukan pengtahuan dalam menulis, kita perlu tahu apa yang terjadi di dunia ini atau setidaknya kita tahu apa yang terjadi di sekitar kita atau yang terjadi pada diri kita. Semua itu sebagai bahan menulis, ide akan lebih cepat berkembang ketika kita mempunyai pengetahuan. Tak perlu dipikirkan tapi perlunya berpikir untuk menambah pengetahuan, hal terssbut sangat berguna bagi karya kita.

Menulis tak bisa dipisahkan dari kreativitas, dan jalan terbaik meraih kreativitas adalah menjadi kreatif. Menjadi kreatif sangat erat kaitannya dengan ide. Mengembangkan ide mudah dilakukan dengan cara selalu berubah dan tidak berhenti di satu titik. Jangan pernah merasa puas dan selalu menantang kehidupan, ide dan kreativitas akan menghampiri.

010908 Ali buschen



*) dimuat juga di klubmenulispas.wordpress.com


Thursday, April 17, 2008

Confession of an Accountant

Idealisme cenderung kalah saat melawan kenyataan di lapangan. Sebagai satu – satunya akuntan (calon) di asrama putra etos Bandung ketika diserahi amanah menjadi kadiv ekonomi yang pertama terasa adalah semangat menggebu untuk melakukan perubahan. Maklum selama ini system keuangan asrama sangatlah amatir, karena selalu dikelola oleh orang non ekonomi.

Sebuah rencanapun dibuat agar keuangan asrama lebih professional dan akuntabel. Teriakan idealisme berhasil membuat banyak perubahan signifikan dalam keuangan, tapi itu semua mendapat tantangan hebat dari keadaan seluruh stockholders asrama. Semua perubahan memang terjadi, namun itu mengambang di permukaan dan mengambang selama beberapa periode yang pendek.

Prinsip utama dalam internal control yang diketahui pasti oleh semua akuntan (bahkan oleh seorang calon sekalipun) banyak kulanggar. Seharusnya, dalam control keuangan tidak boleh hanya satu orang mengelola dan mengontrol keuangan, segregation of duty, prinsip pertama. Dan pelanggaran pertama pula yang kulakukan dengan mengurusi segalanya sendiri, sesuatu yang kusesali di kemudian hari. Prinsip selanjutnya, hanya orang – orang tertentu yang memiliki akses terhadap uang. Anak sd pun tahu bahwa orang – orang tertentu artinya lebih dari satu orang tapi juga tidak semua orang dan kulanggar hal tersebut dengan menjadi satu – satunya orang yang memiliki akses terhadap hal tersebut. Tapi prinsip terpenting dari seorang akuntan yang buruk selalu kulaksanakan, memastikan bahwa semua laporan keuangan balance. Hanya balance.

Ketika kejenuhan dan berbagai masalah lain sebagi seorang manusia datang, resesi keuangan asramapun tiba. Maslah yang sangat pelik dan harus kuselesaikan tanpa berlari menghindari. Hal yang bisa kulakukan adalah meminta bantuan sebanyak mungkin dari orang – orang yang kupercayai (prinsip orang tidak baik) dan kembali meminta idealisme agar berteriak lebih kencang. Karena idealisme pertama diawal terbukti telah kalah melawan kenyataan.

Berbagai startegi baru terinspirasi dari para dosen dikelas telah kususun untuk mengatasi krisis keuangan ini. Dan semangat coba dibangun (langkah pertamanya adalah pengakuan ini). Sebuah idealisme baru telah lahir, tapi masih belum mampu untuk teriak hanya menangis yang baru ia bisa. Hope idealism shout once again and give me power to being a betterman. Amiin.

17april08

Buschen

Shock Therapy

Terkejut!,,

Blessing in disguise,,

Terkejut bukan hal yang baik buat kesehatan. Tak percaya? Tanya ke kakek yang punya gangguan jantung. Tapi, kejutan juga jadi hal yang dinanti – nati oleh sebagian orang. Kiper sekelas Peter Cech senang dengan kejutan berupa tendangan keras dari penyerang lawan dari luar kotak penalty, hal itu mengasah skill refleksnya, hal yang sama juga membuat ribuan penonton di seluruh dunia membantu mengurangi CO2 dunia dengan menahan nafas selama beberapa detik. Kejutan juga jadi hal yang paling ditunggu oleh orang yang merayakan ulang tahun sendirian. Orang yang sekarat justru membutuhkan kejutan sama seperti orang yang cegukan. Kejutan memang berkah terselubung.

***

Hari ini cukup banyak kejutan terjadi dan hamper semuanya gak menyenangkan. Yang terparah adalah nilai UTS pengakun 2, terkejut, kecewa, lesu. Sial! Padahal berani menggagdaikan mata kuliah lain asal jangan mata kuliah akun gak dapat nilai C. Damned for all assumption at mid term exam! Kejutan lain, ternyata saldo BNI dinilai Rp. 0 dan gagallah semua rencana keuangan yang memang telah kritis untuk hari ini. Mode hidup hemat bakal terus aktif sampai minggu depan.

Yang agak lucu, terkejut waktu menginjak seekor anak kucing. Karena malam ini gelap terus jalanan agak menurun, entah mengapa bukannya jalan biasa tapi malah loncat dan anak kucing yang lagi sial itu juga ikut – ikutan loncat dan jadilah kakiku mendarat mulus diatas perutnya. Kaget.

***

Terapi kejut lain dengan terapi – terapi lainnya yang biasa. Yang ini, entah mengapa disebut terapi padahal membuat jangungmu berdegup kencang, darah berdesir, otak sulit berpikir dan semua efek kenaikan adrenalin di darah lainnya yang tidak selalu menyenagkan.

Shock Therapy,,Olahraga Jantung!

15april08

Buschen

Football

. . .

Lapangan semakin langka,

Sepak bola hanya untuk orang kaya,

Nonton dibikin susah,

Mainpun kini susah,

Mau bagaimana bangsa ini

. . .

**

Cuma segitu lirik yang kutangkap dari pengamen bersuara sumbang di damri dari jatinangor menuju dipati ukur. Dalam keadaan setengah sadar antara terjaga dan terlelap, mata setengah terbuka, otakpun masih nge-boot, lirik tersebut terus terngiang di kepalaku. Bahkan dengan keadaan otak loading 50%, segala yang berhubungan dengan berlari, mengoper dan menendang bola langsung terproses dengan baik.

Mungkin si akang pengamen bukan pemain bola bahkan jarang sekali bermain bola, terlihat dari penampilannya yang jauh dari kesan sportsman atau karena ia terlalu sibuk berdendang demi recehan, tapi beliau tetap peduli dengan kondisi sepakbola negeri ini. Terbukti dengan lagunya yang kutahu pasti karangan sendiri karena nada, lirik dan nyanyinya yang benar – benar parah. Tapi walau begitu ia tetap kuberi respect karena hanya itu yang kupunya receh terakhirku terlalu saying untuk kulepas.

***

Nyanyian si akang benar – benar kurasakan saat ini. Jika dulu waktu masih sd main bola bisa lapang pinggir rumah gratisan, yang sekarang telah berubah menjadi rumah tetangga, kini tiap maen futsal harus bayar minimal 10 ribu karena susah nyari lapang yang gratisan. Sialnya, lebih banyak kekalahan daripada kejayaan yang diterima tim yang kubela.

Bersama Galia PAS rekornya 18 – 4 dibantai anak – anak padang. Teringat istilah temen – temen sma kalau ngeliat tim yang dibobol terus, ‘ pembataian PKI’ karena kita benar – benar dibantai tanpa perlawanan Cuma bisa pasrah. Dengan Etos Bandung sedikit dibawahnya, 14 – 4 dipermak Galia PAS, kekecewaan mendalam tanpa kambing hitam. Bersama akun ’07 dihajar mene ’04 7 – 3, permainan terburukku plus hinaan dari anak – anak mene ’07. Membela Ibonk cs dihantam anak Makassar 10 – 6 bonus cedera anckle kiri yang menyakitkan dan absen di Olimpiade Ekonomi. Bersama Fusec Cuma main 5 menit ketika kalah terhormat 5 – 2 dari kebangsaan.

Tapi, tak semua berujung kalah pula, ada tiga pertandingan dimana kami meraih poin. Pertama menahan imbang akun ’05 di ajang AIS dan masuk salah satu scoresheet dengan gol yang cantik pula. Lalu menang 4 – 2 waktu main buat Fusec dan yang terbaik menggulung Aksara 6 – 3 di Salman Futsal Cup, permainan terbaikku dengan 1 gol 2 assists.

Hope glory still beside me!

***

Saat ini sepakbola memang telah berubah menjadi hiburan yang mahal bagi rakyat miskin yang jumlahnya sangat banyak di Indonesia ini. Sebagai tontonan, harga tiket masuk stadion Siliwangi tiap Persib tanding terus menanjak, siaran liga Inggris di monopoli, dan siaran liga – liga besar eropa lainnya makin berkurang jam tayangnya. Padahal di tengah keruwetan kehidupan sinetron sepakbola adalah ajang pelampiasan terbaik.

Bibit – bibit keci mulaim menghilang dari jalanan, tidak seperti Brazil yang makin banyak bintang asal jalanan, karena lapangan tela berubah menjadi perumahan tipe 21 dan pabrik – pabrik tapi tunawisma tidak menunjukan akan berkurang dan pertumbuhan ekonomi yang diklaim pemerintah ngajakin harga – harga ikut tumbuh lebih pesat. Sudah sulit menemukan sesuatu yang dapat dibanggakan bangsa ini.

***

Masa kecilku ternyata patut disukuri, karena maish bisa merasakan senangnya main bola di sebelah rumah dan selalu menang pertandingan 17 Agustusan, masih bisa nonton Indonesia ngebantai Malaysia, Singapura, Myanmar dan Vietnam walau tetap kalah lawan Tahiland. Something hard to find right now.

14april08

Buschen